[Travelogue #2] Terminal Bungurasih dan Bus P4
Hey Tayo Hey Tayo..Dia bis kecil ramah..Melaju.. Melambat..Tayo selalu senang..
Anak kecil jaman now, bis dibilang tayo.. Hmm, gara-gara kartun. Eh bis apa bus sih? Ya pokoknya kendaraan yang itulah. Aku lebih senang nulis bus, tapi baca bis. Belum ngecek di-KBBI sih yang bener yang mana. Bayi 18 bulan-ku seneng banget kalo liat bus, terus dinyanyikan lagu tayo, hehehe.. Sekarang aku mau berbagi pengalaman naik bus berangkat dan pulang kantor. Dimulai dari sebuah terminal.
Nama
aslinya Terminal Purabaya, tapi orang-orang sering menyebutnya Terminal
Bungurasih atau Bungur saja. Berdekatan dengan Bundaran Waru dan City of Tomorrow
(Mall Cito) di sebelah utaranya, dan Stasiun Waru di sebelah timurnya. Terminal
ini berada di perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo. Menyediakan bus yang
melayani perjalanan ke berbagai tujuan, baik dalam kota maupun antarkota. Bus
dalam kota biasanya mengantar para penumpang yang kebanyakan adalah warga
Sidoarjo yang bekerja di Surabaya, termasuk diriku, hehe.. Kantorku berada di
area pelabuhan Tanjung Perak. Aku memilih menaiki bus dengan kode P4, jurusan
Bungurasih langsung Perak lewat Tol dengan ongkos Rp8.000,-.
Pagi
ini, aku yang dari ujung selatan kecamatan Sedati, berangkat dari rumah jam 5
pagi, masih gelap sekali. Aku mulai kerja jam 06.30 wib. Aku tidak ingin
terlambat sampai kantor, paling tidak aku harus naik bus yang berangkat dari
Bungur jam 05.30 wib.
Kenapa
aku berangkatnya pagi-pagi sekali? Ya karena perjalanan Bungur-Perak
membutuhkan waktu setidaknya 1 jam walaupun sudah lewat tol. Apalagi naik bus
kota gini, cuma sampai exit Pasar Turi, abis itu sering berhenti mengantar para
penumpang sesuai tujuannya masing-masing. Sedangkan aku, turun sebelum pemberhentian
terakhir. Kalo diantar sama Mas Bojo naik mobil biasanya lewat tol langsung
sampai ujung, dari rumah berangkat jam 05.30 wib pun gak telat. Tapi gak
masalah walaupun harus berangkat lebih pagi, suamiku tidak harus bolak-balik
antar jemput Sedati-Perak setiap hari lagi. Semoga aku bisa mengurangi lelahnya
suamiku.
Nah,
kalo pulang kantor, aku juga naik bus P4, kan busnya bisa dicegat di depan
kantor. Kalo dirasa kelamaan nunggu bisa langsung ke Terminal Pelabuhan, naik
angkot dulu dengan ongkos Rp3.000,-. Pernah punya pengalaman, waktu itu aku mau
pulang dan sudah berada di dalam angkot. Eehh, di tengah perjalanan tiba-tiba bus
P4-nya lewat.
“Pak
pak.. itu bus P4 ya..”
“Iya
mbak, sampeyan arep nang endi?” (Iya mbak, kamu mau ke mana?)
“Mau
ke bungur pak.”
Pak
Sopir angkot langsung memencet klakson sambil melambai-lambai ke arah bus, tapi
busnya tetap jalan.
“Wis
mbak, tak bantu kejar yo bis e.” (Udah mbak, saya bantu kejar ya bisnya.)
Mungkin
karena penumpang angkotnya aku sendiri, jadi sopirnya mau bantu ngejar bus. Wuiihhh..
ndredeg (deg-degan) aku, antara ngeri
angkotnya ngebut sambil nyelip-nyelip trailer kontainer, sama ngeri takut
ketinggalan bus. Hahaha. Alhamdulillah akhirnya bus berwarna biru itu berhasil
dicegat di depan RS PHC.
Kalo
perjalanan pulang, menurutku lebih enak sampai pemberhentian terakhir. Abis itu
jalan kaki dikit ke Halte Gudang Garam sambil memesan ojek online. Yaa, kurang lebih 30ribuan lah dari Bungur ke rumahku.
Komentar
Posting Komentar