[Travelogue #1-4] Transit - Reuni Dadakan

Sama seperti keberangkatannya, perjalanan pulang dari Bima tidak bisa langsung sampai Surabaya. Dari Bandara Sultan M. Salahuddin Bima kita harus naik pesawat selama 1 jam ke Bandara Internasional Lombok (BIL) terlebih dahulu. Setelah berganti pesawat di Lombok barulah kita bisa melanjutkan perjalanan selama 1 jam untuk bisa kembali ke Bandara Internasional Juanda Surabaya. Entah kenapa tidak ada penerbangan langsung Surabaya - Bima, mungkin karena belum begitu ramai masyarakat Surabaya yang mau berkunjung ke Bima. Tapi tak masalah, toh transit tidak harus selalu menunggu di bandara hingga bosan. Seperti waktu itu, untuk bisa kembali dari Bima ke kota Pahlawan, kami harus transit selama 6 jam di Lombok. Tidak sedikit pengalaman yang ku dapat.

Suamiku, sebut saja Mas Bojo, sebelumnya sudah pernah berkunjung ke Lombok dalam rangka perjalanan dinas, pada akhir 2018. Namanya juga perjalanan dinas kan, apalagi bersama rombongan tentu tidak bisa bebas memilih tempat mana yang ingin dikunjungi, ya harus ngikut rombongan dong. Nah, orangtua Mas Bojo alias mertuaku punya temen di Lombok, namanya Om Wakodim. Pas beliau tau Mas Bojo gak mampir pas di Lombok, akhirnya Om Wakodim pesen, "Besok kalo main ke Lombok lagi, anak dan istrinya diajak mampir ya Mas." Qadarullah, 6 jam transit di Lombok kemarin bisa sekalian silaturrahim main ke rumah temennya mertua, di jamu makan siang pula. Jadi tau kan ternyata untuk bisa sampai ke kota Mataram kita harus mengendarai mobil selama 30 menit dari BIL.

Temanmu = Temanku = Teman Kita

Aku merasa sangat beruntung, maksudku bersyukur sekali bisa berada di instansi tempatku bekerja sekarang. Sebelum bekerja, aku menjalani kuliah dengan teman-teman dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, kebayang gak tuh gimana serunya? Lebih seru lagi, setelah lulus kuliah kami harus bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh wilayah Indonesia pula, tapi belum tentu balik kampung yaa.. Itulah kenapa kami bisa kondangan sampai ke Bima. Makanya seneng banget, kan bisa sekalian traveling, hehee.. Kemana ajalah pokoknya, hingga ke pelosok pun, kalo masih dalam wilayah NKRI insyaa Allah masih bisa ketemu temen satu instansi.

Begitu pula kemarin pas transit di Lombok. Keluar dari bandara, kami langsung dijemput sama teman satu angkatannya Mas Bojo. Gak cuma satu, tapi langsung dijemput sama dua orang sekaligus. Mbak Levi dan Mas Angga namanya. Nah, Mbak Levi ini teman masa kecilnya Mas Bojo, dia anaknya Om Wakodim, temennya mertuaku itu. Sedangkan suaminya Mbak Levi, temen satu angkatanku, pernah sekelas pula. Lucu kan.. Orangtuanya temen satu angkatan, anaknya juga satu angkatan. Trus dua pasang suami-istri sama-sama temenan lagi. Hihihi..

Setelah berpamitan dari rumah Om Wakodim yang berada di kota Mataram, kami di ajak mampir sebentar di kantornya Mas Angga. Nah, disitu ketemu Yanu teman satu angkatanku. Sorry ya girls, si Yanu sudah beristri, istrinya teman sekelasku dulu, Nina. Alhamdulillah, jadi bisa sekalian nengokin Nina yang baru sebulan abis lahiran. Dari wajahnya, Nina terlihat kaget melihat kemunculanku di rumah dinasnya. Aku memang sengaja tak memberi kabar. Haru dan rindu juga ku rasakan saat Nina memelukku. Baby-15bulan-ku juga seneng banget pas ketemu baby-1bulannya-Nina, hihihii.. Menggemaskan sekali melihat tingkahnya.

***

Kami menghabiskan waktu transit di ruang kerja Mbak Levi. Numpang sholat. Gantiin baju dan popok baby. Selebihnya ngobrolin tentang banyak hal.

Baby senang sekali. Alhamdulillah baby mau diajak main sama teman-teman bapak-ibunya. Saking serunya perjalanan selama transit ini, walaupun cukup melelahkan, si baby gak mau tidur siang dan sampai lupa mimik. Hahaha.

***

Next, siapa lagi ya yang akan kami kunjungi? Eitss, jangan ditunggu ya kawan. Biar kemunculan kami jadi kejutan untukmu.. >_*







#KelasMenulisSkoper #Level2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Resensi Buku #4] Si Anak Spesial

[Resensi Buku #7] Cinta Semanis Kopi Sepahit Susu

[Resensi Buku #5] Trilogi Soekram