Memilih dan Menolak dengan Prinsip

Hidup Itu Memilih – Manhajuna


Dalam kehidupan sehari-hari, baik pria maupun wanita tentu pernah bahkan sering memilih dan menolak. Dua hal ini berkaitan dengan prinsip yang tertanam dalam diri masing-masing. Jika prinsip itu sudah jelas, maka dengan alasan yang jelas pula seseorang akan lebih mudah dalam memilih atau menolak. Bahkan menolak pun bisa dikatakan sebagai sebuah pilihan, memilih untuk menolak, istilah lainnya berani untuk berkata tidak.

Namun tak semudah itu, apalagi bagi seorang wanita, yang setiap gerak langkahnya selalu diiringi dengan rasa.

"Duh.. padahal aku kan lagi diet, mana ini udah jam 8 malem, gimana mau nolak coba, ditawarin martabak manis menggoda kayak gini?"

Hahaha, makanya belajar menahan diri dong. Coba bayangin kalo kita lagi puasa, entah itu puasa sunnah maupun puasa wajib di bulan Ramadhan. Mau dihadapkan sama nasi uduk kek, nasi kuning kek, nasi bebek kek, ikan bakar kek, gorengan bakwan kek, es buah, es campur, es degan, es kopyor, uuuhh, nahan iler mungkin iya, tapi kita yang udah niat puasa gak bakalan memakan atau meminum itu semua sebelum adzan maghrib tiba. Sejak kecil kan udah diajarin, puasa itu gak boleh makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Banyak pilihan makanan dan minuman di hadapan kita, tapi saat puasa dengan mudah kita menolaknya dan memilih untuk bersabar menunggu waktunya berbuka.

Lain lagi masalah belanja. Biasanya wanita akan semakin bingung jika dihadapkan dengan banyak pilihan, apalagi jika sedang ada diskon, sulit banget ya girls buat nolak, hehee.. Kebanyakan wanita (mungkin pria juga) membeli sesuatu karena pingin aja atau karena gak enak menolak kalo ditawarin sama si penjual, apalagi kalo si penjualnya temen sendiri, hingga akhirnya barang itu dibeli juga. Namun jika seseorang sudah berprinsip tidak akan membeli barang yang gak perlu, yaa gak bakal mudah tergoda. Berbahagialah kaum pria jika punya istri yang gak suka belanja, dompet aman, tabungan aman, investasi aman, hehee.. Hmm, tapi ada gak tuh wanita yang gak suka belanja? Mungkin ada, tapi jarang. 

Nah, trus gimana nih caranya biar gak galau memilih jodoh atau menolak laki-laki yang datang melamar?

Ya balik lagi ke prinsip tadi. Prinsipmu menikah itu buat apa? Menikah itu mau ngapain? Tujuanmu menikah itu apa? Jika kamu menikah untuk memperbaiki keturunan, mungkin kamu akan lebih memilih pria dengan postur tubuh tinggi, berkulit putih dan berparas tampan, kamu tentu akan dengan mudahnya menolak pria yang berbadan pendek dan berkulit hitam. Jika kamu menikah untuk memperbaiki ekonomi keluarga, mungkin kamu lebih memilih pria tajir dan dengan mudahnya menolak pria dari kalangan sobat missqueen, padahal kamu sendiri gak pernah tau mungkin itu luarnya aja. Tapi jika kamu menikah untuk beribadah kepada Allah dan untuk menyempurnakan separuh agamamu, tidak ada kriteria lain yang akan kau nilai selain ketaatannya dalam beragama.

Sama halnya dengan memilih teman. Kita mau jadi seperti apa sesuai dengan siapa kita berteman sehari-hari.
"Teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi, engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalau pun tidak, engkau tetap dapat mendapatkan bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap." (HR. Bukhari-Muslim).
Kalo kita pingin jadi anak shalih, pastinya gak mau kan diajak keluyuran dan melakukan hal-hal yang gak bermanfaat?

Segitu dulu aja ya #WriteFromHome #day11 nya. Semoga dapat diambil hikmahnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Resensi Buku #4] Si Anak Spesial

[Resensi Buku #7] Cinta Semanis Kopi Sepahit Susu

[Resensi Buku #5] Trilogi Soekram