Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

[Resensi Buku #8] Seni Mengelola Waktu

Gambar
Judul Buku : Seni Mengelola Waktu Penulis : Brian Adam Penerbit : Bright Publisher Tahun Terbit : 2020, Cetakan Pertama ISBN : 978-623-7778-03-5 Dimensi : viii + 184 hlm.; 13,5 x 20 cm Banyak hal yang ingin kita lakukan, banyak hal yang ingin kita dapatkan, namun seringkali kita abaikan dengan alasan tidak punya waktu untuk itu. Padahal semua orang diberi waktu yang sama oleh Tuhan, yaitu 24 jam dalam sehari, tapi mengapa ada orang yang berhasil dan sukses sedangkan kita tidak? Perbedaan itu terletak pada bagaimana masing-masing kita menggunakan waktu dan mengambil kesempatan yang ada. Ternyata mengelola waktu itu ada seninya, butuh keterampilan dan latihan agar kita bisa menemukan cara mengatur waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Hal pertama yang dilakukan sebelum kita berlatih mengatur waktu adalah, kita harus mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Setelah itu tentukan hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk mencapainya. Barulah kita dapat membuat jadwal tahunan, bulanan, mi

Hobi, Minat dan Passion

Gambar
Sejak 2013, sejak saya mengenal Whatsapp, saya mulai mengikuti komunitas dan kelas online . Mulai dari komunitas membaca Alqur’an, komunitas menghafal Alqur’an dan kelas bahasa Arab. Semakin ke sini saya semakin intens mengikuti komunitas dan kelas menulis yang dilakukan secara online juga tentunya. Yaa walaupun tidak semua dapat saya ikuti hingga tuntas. Saya juga sering berbagi pengalaman dalam bentuk tulisan baik itu di blog, di media sosial maupun dalam bentuk buku antologi. Kadang saya juga berbagi resep masakan di aplikasi Cookpad. Kadang ada yang nanya ke saya, “Kenapa sih Kak Bhilda melakukan hal-hal seperti itu? Kok sempet-sempetnya? Padahal sudah kerja, punya anak kecil, ngurus rumah tangga sendiri.” Yaa.. Suka aja. Sebenarnya banyak hal yang saya sukai, mulai dari memasak, travelling , bahasa asing, membaca buku, menulis dan lain-lain. Setiap orang pasti punya aktivitas yang disukai selain aktivitas utama sehari-hari. Source : unsplash.com Lalu, apakah hal yang kita sukai i

Anak, Orangtua, dan Ponsel

Gambar
11 Oktober 2020 Masih masa pandemi, tapi aku penasaran ingin melihat bengkel tempat suami melakukan perawatan mobil. Tentu saja aku bersemangat ingin ikut ketika ia mengajak. Apalagi pria kecilku, bahkan dia lebih bersemangat daripada aku. Ku pikir bengkel akan sepi karena masih social distancing seperti ini. Ternyata, masih ada beberapa orang pengunjung lain yang kami temui. Kata suamiku, “Ini jauh lebih sepi dibanding hari biasa.”. Tetapi tidak bagiku. Ini sudah sangat ramai ku rasa. Mungkin karena sudah sekian lama aku tidak pergi ke tempat umum. Kami duduk di kursi antrian, untuk mengantri ke loket pendaftaran. Di sana kami menemui sepasang suami istri dengan seorang anak perempuan. Pria kecilku yang melihat anak seumurannya, tentu saja ingin mengajak berteman. Namun anak perempuan itu sepertinya belum berminat. Sepertinya ia lebih suka menonton video di Youtube. Anak perempuan berambut pendek itu telah mendapat izin dan menonton Youtube di ponsel ayahnya. Singkat cerita, setelah

Belajar Membagi Waktu

Gambar
 Sidoarjo, 23 September 2020 Sudah seringkali aku mengeluh tentang sulitnya membagi waktu. Sudah seringkali aku mengeluh tentang sulitnya menyelesaikan tugas dan tanggungjawab apalagi jika sudah menumpuk. Bingung rasanya harus mulai mengerjakan yang mana lebih dulu. Aku seringkali lebih memilih fokus menemani anak bermain saat ia sedang melek dan melakukan hal penting menunggu dia tidur. Tapi nyatanya semakin tumbuh besar, jam tidur anak akan semakin berkurang. Sekarang dia lebih sering menolak diajak tidur siang meski matanya terlihat sudah sangat mengantuk. Kadang aku juga memilih waktu malam hari setelah anak tertidur nyenyak, nyatanya aku ikut ketiduran bablas sampai pagi, lantas menyalahkan diri sendiri, kenapa nggak bisa bangun lagi di malam hari setelah menidurkan anak? Kadang pula aku bisa bangun tengah malam, memanfaatkan waktu melekku untuk menulis atau membaca hingga terasa lelah, namun siangnya badanku jadi terasa kurang fit karena jam istirahatku yang berkurang. Setiap kal

Maaf, saya putuskan untuk beralih ke buku lain!

Gambar
sumber gambar : klikmania.net Ada berbagai macam tipe pembaca buku. Ada sebagian orang yang betah berlama-lama duduk dengan satu buku, nikmat sekali sepertinya. Buku dengan tebal 500 halaman mampu dihabiskan dalam waktu kurang dari satu minggu. Ada pula sebagian orang membaca satu buku saja tidak selesai-selesai atau memang sengaja menunda menyelesaikannya. Sebagian yang lain, belum habis membaca separuh isi buku sudah ingin beralih ke buku yang lain. Sebagai pembaca, saya pernah mengalami hal tersebut. Yaa, meski kemampuan membaca saya belum sampai 500 halaman dalam waktu seminggu juga sih, hehee. Berikut alasan mengapa saya tidak selesai membaca satu buku dan memutuskan untuk beralih ke buku lain. sumber gambar : berutzstore.com 1. Alur yang membingungkan Sebuah novel tentu memiliki alur, dan setiap penulis novel tentu punya trik masing-masing bagaimana mengolah alur cerita agar novelnya menjadi semakin menarik. Nah, saya sempat menunda membaca sebuah novel karena bingung dengan alur

[Resensi Buku #7] Cinta Semanis Kopi Sepahit Susu

Gambar
Judul Buku : Cinta Semanis Kopi Sepahit Susu Penulis : Bunda Novi atau Novi Istina Penerbit : Bhuana Ilmu Populer Imprint Qibla Tahun Terbit : 2017, Cetakan Pertama Dimensi : ix + 230 hlm. Novi Istina dengan nama pena Bunda Novi , lulusan sarjana Sastra Indonesia di Universitas Negeri Malang, merupakan ketua Forum Lingkar Pena cabang Lumajang, Jawa Timur. Dalam kehidupan sehari-hari Bunda Novi berperan sebagai seorang Ibu, Istri dan Guru, selain itu beliau juga berkecimpung dalam amanah dakwah islam. Bunda Novi selalu mendengarkan lawan bicaranya dengan baik, meski hanya bicara dengan anak kecil, termasuk anaknya sendiri. Ia selalu  mencerna dan menelaah lebih dulu perkataan lawan bicaranya sebelum memberikan jawaban atau komentar yang positif. Cinta Semanis Kopi Sepahit Susu , dari judulnya menurut saya sangat unik, saya pikir buku ini adalah sebuah novel, ternyata bukan. Buku ini berisi 4 bagian, setiap bagiannya berisi bab-bab yang ditulis seperti catatan harian yang cukup menginsp

[Resensi Buku #6] Guru Aini - Andrea Hirata

Gambar
Judul Buku : Guru Aini Penulis : Andrea Hirata Penerbit : PT Bentang Pustaka Tahun Terbit : Februari 2020, Cetakan Pertama Dimensi : xii + 336 hlm. ; 20,5 cm Harga : Rp 94.150,- (harga promo + dapat gantungan kunci sepatu) "Mengajarimu matematika macam mengajari ayam mengeong!" bentak Guru Desi kalau sudah tak tahan menjejal-jejalkan ilmu ke dalam kepala Aini. Ai, matematika, mengapa kau sulit sekali?! Mengapa aku tak kunjung mengerti?! Dari manakah angka-angka ini bermula? Kemanakah mereka akan pergi?! Bab : Bagaimana Kau Bisa Lupa Sesuatu yang Kau Tak Pernah Tahu? hal.:170-171 Memang Andrea Hirata ini novelis handal dan berpengalaman, bisa-bisanya kisah seorang guru, murid dan pelajaran matematika bisa menjadi ide cerita yang menarik? Novel Guru Aini merupakan prekuel novel Orang-Orang Biasa. Prekuel adalah istilah yang masih asing bagiku sebelum mulai membaca novel ini. Prekuel  dalam karya sastra, drama dan film adalah sebuah karya yang ceritan

A Lift-The-Flap Book Sang Teladan Terbaik by Sakeena

Gambar
Pertama kali buka paketnya si ibu langsung terkagum-kagum. Padahal cuma pesen satu buku, tapi spesial banget dikiriminnya, pake pita hijau, ada bonusnya pula, gantungan kunci, topeng merah lengkap dengan talinya, plus selembar poster hitam putih untuk diwarnai.   Saat paketnya baru dibuka Seneng banget anaknya dipakein topeng Disimpen dulu ini, belum saatnya mewarnai Isi bukunya pun tak kalah WOW dibanding luarnya. Subhanallah yaa, penulis dan desainernya super kreatif banget. Ide cerita dari opening sampe ke inti yang mau disampaikan nyambung semua. Background-nya juga menarik banget, setiap halaman di kasih gambar masjid dari negara-negara di dunia, jadi pingin mengunjunginya satu-satu. Dan paling suka sama Lift the Flap - nya, bisa dibikin jadi kayak main tebak-tebakan gitu. Anak saya yang berumur 20 bulan, yang baru belajar ngomong, kalo ditanya "Siapa Teladan Terbaik?" dia udah bisa jawab dengan bahasanya "Amad.. Amad.." (maksudny

Fokus dan Menikmati Proses (?)

Gambar
  Jika kita ingin tau bagaimana caranya untuk fokus dan menikmati proses, lihatlah seorang bayi manusia. Lihatlah bagaimana saat ia belajar tengkurap, bagaimana saat ia belajar duduk, bagaimana saat ia belajar berdiri hingga akhirnya ia bisa melompat dan berlari. Terjatuh, menangis, lalu bangkit lagi, hingga ia tertawa saat berhasil melakukannya, hingga membuat orangtuanya dan orang-orang sekitar pun turut bahagia melihat keberhasilannya. Kelas menulis berbayar yang ku ikuti mengambang di tengah jalan, target menulis buku solo dalam waktu tiga bulan tak tercapai. Empat belas hari tantangan menulis di rumah saat sedang terjadi wabah, tak mampu ku selesaikan dengan baik. Ada saja alasan untuk  mengatakan "hari ini belum sempat menulis". Aku jadi bertanya dalam hati, "apakah aku benar-benar ingin jadi penulis?". Aku jadi curiga, "Apakah aku memang tidak fokus sehingga tidak menikmati prosesnya?" Ku tanya pada partner hidupku, suamiku, "Fokus d

Memilih dan Menolak dengan Prinsip

Gambar
Dalam kehidupan sehari-hari, baik pria maupun wanita tentu pernah bahkan sering memilih dan menolak. Dua hal ini berkaitan dengan prinsip yang tertanam dalam diri masing-masing. Jika prinsip itu sudah jelas, maka dengan alasan yang jelas pula seseorang akan lebih mudah dalam memilih atau menolak. Bahkan menolak pun bisa dikatakan sebagai sebuah pilihan, memilih untuk menolak, istilah lainnya berani untuk berkata tidak. Namun tak semudah itu, apalagi bagi seorang wanita, yang setiap gerak langkahnya selalu diiringi dengan rasa. "Duh.. padahal aku kan lagi diet, mana ini udah jam 8 malem, gimana mau nolak coba, ditawarin martabak manis menggoda kayak gini?" Hahaha, makanya belajar menahan diri dong. Coba bayangin kalo kita lagi puasa, entah itu puasa sunnah maupun puasa wajib di bulan Ramadhan. Mau dihadapkan sama nasi uduk kek, nasi kuning kek, nasi bebek kek, ikan bakar kek, gorengan bakwan kek, es buah, es campur, es degan, es kopyor, uuuhh, nahan iler mu

[Travelogue #2] Terminal Bungurasih dan Bus P4

Hey Tayo Hey Tayo.. Dia bis kecil ramah.. Melaju.. Melambat.. Tayo selalu senang.. Anak kecil jaman now, bis dibilang tayo.. Hmm, gara-gara kartun. Eh bis apa bus sih? Ya pokoknya kendaraan yang itulah. Aku lebih senang nulis bus, tapi baca bis. Belum ngecek di-KBBI sih yang bener yang mana. Bayi 18 bulan-ku seneng banget kalo liat bus, terus dinyanyikan lagu tayo, hehehe.. Sekarang aku mau berbagi pengalaman naik bus berangkat dan pulang kantor. Dimulai dari sebuah terminal. Nama aslinya Terminal Purabaya, tapi orang-orang sering menyebutnya Terminal Bungurasih atau Bungur saja. Berdekatan dengan Bundaran Waru dan City of Tomorrow (Mall Cito) di sebelah utaranya, dan Stasiun Waru di sebelah timurnya. Terminal ini berada di perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo. Menyediakan bus yang melayani perjalanan ke berbagai tujuan, baik dalam kota maupun antarkota. Bus dalam kota biasanya mengantar para penumpang yang kebanyakan adalah warga Sidoarjo yang bekerja di Surabaya,